BABELRAYA.COM, BELITUNG – Adanya alih fungsi dari lahan Hutan Lindung Pantai menjadi perkebunan kelapa sawit dapat membawa dampak yang negatif pada lingkungan dan ekosistem alam, Dampak lingkungan Degradasi bahan organik tanah, Membebaskan karbon yang tersimpan dalam lahan gambut, Hilangnya keanekaragaman hayati.
Dilansir dari media online babelterkini.com baru-baru ini Kejaksaan Negeri (Kejari) Belitung diketahui sedang mengusut kasus dugaan perambahan dan peralihan fungsi hutan negara menjadi perkebunan kelapa sawit
Beberapa Bos ternama di pulau Belitung yang diduga namanya ikut terseret kasus tersebut pun kini mulai dibidik Kejari Belitung, tanpa terkecuali bos ternama Pulau Belitung yakni Ationg
"Terkait kawasan hutan yang dirusak, kami tetap melakukan penyelidikan dan pengumpulan data," kata Kajari Belitung, Bagus Nur Jakfar Adi Saputro belum lama ini.
Kejari Belitung mengungkapkan jika Kejari Belitung mendapat arahan dari Jampidsus yang merupakan ketua Satgas Penanggulangan Kerusakan Hutan (PKH) guna mengawasi dan menindak tegas oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab dalam pembabatan kawasan Hutan Lindung (HL) maupun Hutan Produksi (HP).
"Untuk kawasan hutan di Sijuk Sungai Padang tentunya kami dalami. Kalau bukti dan keterangan sudah lengkap, segera kami limpahkan secara berjenjang ke Jampidsus untuk ditindak tegas dan diproses sesuai hukum yang berlaku," ungkapnya
Sementara itu, Informasi yang berhasil dihimpun redaksi menyebutkan bahwa bos ternama Pulau Belitung, Ationg disebut-sebut sebagai pemilik ratusan hektar perkebunan kelapa sawit di Hutan Lindung Pantai (HLP) di Desa Sungai Padang, Kecamatan Sijuk.
Terkait dengan hal ini, Bos ternama Belitung, Ationg dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Senin (7/4/2025) membenarkan kalau perkebunan kelapa sawit di Hutan Lindung Pantai (HLP) Sungai Padang adalah miliknya.
"Memang punya aku," singkatnya.
Hingga berita ditayangkan, pihak-pihak terkait dalam upaya konfirmasi.
(Red)
Social Header